Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan magma, baik di dalam permukaan (intrusif) maupun di luar permukaan (ekstrusif) (Sigurdsson 2000, McBirney 2007). Karena reservoir magma setiap gunung api memiliki sejarah pembekuan dan kondisi kimia-fisika yang berbeda, maka tekstur dan jenis mineral penyusun batuan beku akan cenderung bervariasi (Gambar 1).
Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman mendasar mengenai dasar-dasar identifikasi batuan beku, baik melalui pengamatan secara petrologi (menggunakan mata telanjang) dan petrografi (menggunakan mikroskop optik). Terlebih lagi, pemetaan tipe batuan gunung api, menjadi penting karena; dengan mengidentifikasi jenis batuan, maka kita dapat memahami sejarah geologi wilayah tersebut dan menentukan potensi sumber daya alam yang ada.